Banyak anak memiliki teman khayalan pada usia dini. Pada awalnya, orang tua mungkin khawatir tentang hal ini. Tetapi lambat laun mereka sampai pada kesimpulan bahwa tidak ada yang mengerikan dalam hal ini, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Bahwa ini hanyalah salah satu tahapan yang dilalui seorang anak dalam perjalanannya menjadi dewasa.
Apakah teman imajiner hanya permainan anak-anak, atau adakah lebih di baliknya?
Penelitian dan contoh
Para ahli yang mempelajari jiwa dan kesehatan manusia percaya bahwa anak-anak yang memiliki teman khayalan hanya mengembangkan mekanisme perlindungan tertentu dari emosi dan pengalaman negatif.
Misalnya, jika seorang anak terpisah dari orang tuanya untuk waktu yang lama, ia, dengan bantuan seorang teman imajiner, dapat lebih mudah melewati periode ini, merasakan keamanan tambahan. Kehadiran teman imajiner memungkinkan anak untuk melakukan beberapa tindakan yang tidak dapat dia lakukan sendiri, tanpa bantuan orang tua atau orang dekat yang terlibat dalam membesarkannya.
Mengenai mekanisme pertahanan, semuanya jelas. Tetapi bagaimana menjelaskan fakta bahwa anak-anak yang tidak takut sendirian dan tidak mengalami emosi negatif masih memiliki teman khayalan?
Anak-anak yang cukup bahagia dan patuh yang tidak memiliki masalah terus-menerus berkomunikasi dengan teman-teman imajiner mereka. Para peneliti sampai pada kesimpulan seperti itu setelah mewawancarai sejumlah besar anak-anak dan mengamati perilaku mereka.
Ada juga kepercayaan bahwa teman imajiner adalah salinan dari orang yang menemukan mereka. Tapi ini tidak selalu terjadi. Dalam beberapa situasi, seorang anak yang sangat muda mungkin memiliki teman khayalan, jauh lebih tua darinya dalam usia, dan kadang-kadang sepenuhnya dari lawan jenis.
Ada kasus nyata yang dijelaskan oleh penulis Nikki Sheehan. Sebagai seorang anak, ketika gadis itu berusia sekitar tujuh tahun, dia berbicara dengan seorang teman imajiner yang berusia lebih dari tiga puluh tahun. Dia memiliki kumis, janggut, dan nama yang sangat spesifik. Dia bercerita tentang semua yang terjadi padanya di sekolah, tentang teman-temannya, hubungannya dengan orang tuanya. Dia menerima saran darinya untuk membantunya membuat keputusan yang serius dan sulit. Pada titik tertentu, teman imajiner itu berhenti muncul, tetapi kembali ketika Sheehan berusia empat puluh tahun. Sangat menarik bahwa ia muncul lagi dalam gambar yang sama seperti di masa kecil penulis. Dia kemudian menulis sebuah buku tentang itu berjudul Who Framed Clariss Cliff?
Dalam film terkenal "Bad Fred", seorang gadis dewasa memiliki teman imajiner bernama Fred. Ini terjadi segera setelah kekasihnya meninggalkannya. Fred yang membantunya akhirnya mendapatkan kepercayaan diri dan menjadi orang yang sama sekali berbeda.
Jika dalam kasus ini teman imajiner membantu, maka ada pilihan lain ketika "teman" seperti itu dapat mengganggu melakukan tindakan tertentu, tidak menghilang, bahkan ketika dia sangat ditanyai, berbicara terlalu keras, tidak memungkinkan untuk berkonsentrasi atau berkomunikasi dengan seseorang, dan terkadang dia bahkan bisa mendorong seseorang untuk melakukan kejahatan.
Siapa teman imajiner?
Psikolog yang mempelajari masalah ini telah sampai pada kesimpulan bahwa teman imajiner adalah karakter yang diciptakan oleh seorang anak untuk mengambil peran yang sangat spesifik. Dengan kata lain, ini adalah semacam permainan peran.
Sangat sering, teman imajiner adalah kepribadian yang luar biasa dan kompleks dengan perilaku yang tidak terduga. Bagi pencipta, teman imajiner itu benar-benar nyata, tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa dalam kehidupan nyata seorang anak tidak ada orang seperti itu dan tidak pernah ada.
Ada kalanya teman imajiner bersama seseorang sepanjang hidupnya. Bahkan, dia bisa disebut sebagai malaikat pelindung.
Beberapa anak membuktikan bahwa mereka melihat teman imajiner mereka dalam kenyataan, yang lain mengatakan bahwa mereka hanya ada di kepala mereka. Dan yang lain lagi - tidak hanya melihat dan berbicara, tetapi juga merasakan kehadiran teman di dekatnya.
Penelitian Amerika di bidang psikologi menunjukkan bahwa teman imajiner adalah konsekuensi dari fenomena yang disebut "parakosmos" atau dunianya sendiri yang ditemukan di masa kanak-kanak. Tidak ada yang aneh dalam hal ini, dan fenomena ini cukup khas untuk anak-anak dengan imajinasi kekerasan. Dalam kasus ini, saat menciptakan dunianya sendiri, anak tidak mencoba melarikan diri dari masalah atau ketakutan. Dengan bantuan dunia ilusi atau teman imajiner ini, anak mencoba memahami dan mengenali dunia nyata yang mengelilinginya.
Penulis fiksi ilmiah terkenal, penulis dongeng atau buku anak-anak, seniman, musisi, dan semua orang yang, dalam satu atau lain cara, terlibat dalam kreativitas, telah berulang kali menyebutkan bahwa kreasi mereka didasarkan pada ingatan dan fantasi masa kecil.
Namun teman imajiner tidak selalu berdampak positif. Dalam kasus di mana teman imajiner (atau dunia tidak nyata) diciptakan hanya untuk melarikan diri dari kenyataan atau bersembunyi dari masalah, ini dapat menyebabkan gangguan mental yang serius. Oleh karena itu, teman imajiner / dunia imajiner tidak selalu merupakan permainan yang polos. Dalam setiap kasus, ada alasan yang sangat spesifik untuk kemunculannya, karena peristiwa yang terjadi dalam kehidupan seorang anak atau orang dewasa. Bukan hanya anak-anak yang memiliki teman imajiner.