Salah satu emosi negatif terkuat dalam diri seseorang adalah rasa takut. Sikap terhadap ketakutan adalah ambivalen. Di satu sisi, perasaan ini mendorong kemajuan, dan di sisi lain, itu adalah kekuatan paling merusak yang terkadang memperpendek hidup seseorang.
Apa itu ketakutan dalam kenyataan? Ketakutan muncul justru ketika seseorang menemukan dirinya dalam situasi yang mengancam keberadaannya, secara sosial atau biologis. Para ilmuwan percaya bahwa perasaan takut melekat di alam. Mekanisme ini berfungsi sebagai semacam peringatan akan bahaya yang akan datang dan memungkinkan Anda untuk fokus menemukan jalan keluar dari situasi saat ini. Namun, ketakutan bisa tidak berdasar. Misalnya, ketika seseorang dalam keadaan antisipasi sebelum kejadian yang tidak diketahui.
Setiap orang memiliki pengalaman hidup yang terdiri dari pengalaman positif dan negatif. Setiap kali Anda harus mengalami sesuatu yang negatif, itu meninggalkan jejak tertentu di alam bawah sadar. Ketika pengalaman negatif seperti itu terulang, dan juga diperkuat oleh kebutuhan yang dipaksakan untuk mengulangi tindakan yang gagal, maka ketakutan akan kegagalan diperkuat dan dikonsolidasikan. Misalnya, mengapa ada pendapat bahwa dalam pertandingan sepak bola tim tuan rumah memiliki peluang menang yang jauh lebih besar? Karena ada informasi - bidangnya sendiri, negaranya sendiri, dll. Ini berarti informasi, kesadaran membantu mengatasi rasa takut. Jika para pemain mendapat informasi yang baik tentang lawan mereka, kondisi pertandingan, tentang kebiasaan dan moral negara, maka tidak akan ada ruang untuk ketakutan dan kecemasan dalam pikiran mereka.
Menariknya, beberapa ahli memandang perasaan terkejut sebagai bentuk ketakutan. Mereka percaya bahwa kejutan terkadang terjadi dalam situasi yang sama dengan ketakutan. Ketika seseorang terkejut, dia memusatkan perhatiannya pada penyebab fenomena yang tidak biasa, dan perasaan takut membuatnya mencari cara untuk menghindari ancaman itu. Dan jika kedua perasaan ini terhubung dengan cara ini, maka pergeseran penekanan dan perhatian dari hasil peristiwa ke penyebabnya akan membantu mengatasi emosi paling negatif di dunia - ketakutan.
