Istilah "situasi perbatasan" diciptakan oleh filsuf Jerman Karl Jaspers. Dia adalah salah satu konsep terpenting bagi perwakilan eksistensialisme - arah, salah satu pendirinya adalah Jaspers.
Situasi apa yang berbatasan?
Situasi perbatasan selalu dikaitkan dengan stres yang sangat parah dan ancaman serius bagi kehidupan. Ini dapat diciptakan oleh rasa bersalah yang luar biasa, stres yang sangat parah, suatu peristiwa yang terkait dengan bahaya kematian yang serius. Contoh tipikal adalah kecelakaan atau kecelakaan mengerikan di mana seseorang secara ajaib tetap hidup, atau sesaat sebelum bunuh diri yang tidak terjadi atau tidak berhasil.
Situasi perbatasan juga dapat dikaitkan dengan ketakutan yang kuat akan kematian. Misalnya, selama perang, orang tahu bahwa setiap saat mereka bisa mati, dan ini menyebabkan mereka mengalami stres yang serius.
Salah satu ciri dari situasi perbatasan adalah ketika itu terjadi, tubuh manusia mengerahkan semua sumber dayanya. Ini disertai dengan aliran adrenalin yang kuat dan kejengkelan perasaan yang secara umum dapat dilakukan orang. Kondisi ini dapat menyebabkan trauma psikologis yang parah, yang kemudian sulit untuk dihilangkan.
Apa yang terjadi ketika seseorang berada dalam situasi perbatasan?
Situasi perbatasan membebaskan dari banyak hal, termasuk norma yang diterima secara umum, stereotip, pemikiran yang tidak perlu, konvensi. Menemukan dirinya di dalamnya, seseorang membuang segala sesuatu yang mencegahnya untuk bertahan hidup, dan ini memungkinkan dia untuk mengalami pengalaman khusus dari pemahaman "murni" tentang dirinya dan keberadaan.
Dalam situasi perbatasan, orang bahkan menolak apa yang membelenggu tubuh mereka. Mereka dapat menunjukkan kekuatan dan daya tahan yang dalam kehidupan sehari-hari tampaknya tidak mungkin, hanya Anda yang bertahan atau menyelamatkan orang lain.
Menurut filosofi eksistensialisme, berada dalam situasi batas, seseorang tiba-tiba menyadari bahwa sampai saat ini dia dikelilingi oleh dunia ilusi, tetapi sekarang dia berhadapan dengan kehidupan nyata dan kematian yang sangat nyata. Dalam hal ini, ada beberapa opsi untuk pengembangan acara. Beberapa orang tidak dapat mengatasi trauma psikologis yang disebabkan oleh stres dan konfrontasi dengan "kebenaran keberadaan". Hal ini dapat menyebabkan gangguan mental yang serius atau bahkan kematian. Yang lain mengenali kepalsuan dan sifat ilusi dari kehidupan sehari-hari dan meninggalkannya, memilih pertempuran atau kematian. Yang lain lagi kehilangan makna hidup dan keinginan untuk mencarinya, sementara yang keempat, sebaliknya, mendapatkannya. Ada juga orang yang, dalam situasi seperti itu, menyadari bahwa panggilan mereka adalah untuk melindungi orang lain dan mengubah kehidupan orang-orang di sekitar mereka menjadi nilai tertinggi, yang layak untuk diperjuangkan.