Keinginan untuk berpisah selamanya datang ketika dua hati tidak lagi mengalahkan musik cinta secara bersamaan. Kadang-kadang tegas, kadang-kadang cepat berlalu, sering kali sendiri, lebih jarang dihasilkan oleh ultimatum, perilaku menantang, tuntutan orang yang dipilih.
Tetapi bagaimanapun juga, perlu diingat: jika perasaan itu hidup, Anda tidak dapat memotong dari bahu, tetapi Anda perlu mengambil waktu istirahat dan menganalisis semuanya. Ketika masalah itu dipertimbangkan dengan cermat dan akhirnya diputuskan, tinggal diselesaikan senyaman mungkin, menghindari kerugian psikologis.
Cara yang salah adalah dengan sepenuhnya mengalihkan tanggung jawab atas apa yang terjadi pada orang yang Anda cintai. Bagaimanapun, diketahui bahwa sulit bagi kedua pasangan untuk bertahan dari perpisahan, menyingkirkan kenangan lama, dan menolak hal-hal negatif: dalam situasi yang menghancurkan gairah dan menghancurkan persatuan, dua yang harus disalahkan. Masing-masing membiarkan ketidakpuasan menumpuk selama bertahun-tahun, menggerogoti jiwa sindiran, sengaja atau tidak sadar memaafkan keruntuhan, secara umum, membuat "tungau" sendiri.
Tidak ada yang mengembangkan cara membagi harta bersama dengan dering lonceng pernikahan, tetapi banyak yang kemudian melalui prosedur yang menjengkelkan. Pada skala stres, perceraian diakui sebagai salah satu peristiwa paling berbahaya bagi kesehatan pasangan. Statistik menunjukkan: sekitar 10% wanita yang ditinggalkan suaminya tidak tahu bagaimana bertahan dari pengkhianatan jiwa yang dekat, dan memutuskan untuk bunuh diri. Mobilisasi sumber daya internal akan membantu menghentikan "korosi" moral, untuk mencegah munculnya pikiran buruk.
Langkah demi langkah kita berhenti mengkhawatirkan perceraian dari suami atau istri. Lebih baik memulai dengan pelepasan emosi negatif. Di sini tidak dilarang untuk berteriak, sedih tentang hari-hari bahagia yang lalu, menangis, mengeluh tentang nasib. Suatu hari depresi pasti akan hilang, itu akan digantikan oleh kesedihan yang ringan, melankolis ringan, dan baik hati. Akan datang saat yang menguntungkan untuk melepaskan pikiran menyakitkan tentang bagaimana bertahan dari perceraian dari suaminya, persepsi yang memadai tentang apa yang telah terjadi, pengampunan mantan pasangan, pengampunan atas "dosa-dosanya".
Tahap selanjutnya adalah era pengetahuan tentang dunia bebas, realisasi diri, masuknya berani dan bangga ke dalam kehidupan yang diperbarui, menyenangkan, bersemangat. Saat keluhan dan ketakutan lama menjadi tidak penting. Emosi seperti itu sulit untuk dicapai sendiri, terutama bagi para wanita yang harus khawatir tentang bagaimana bertahan dari perceraian, sehingga nantinya mereka tidak takut akan hubungan cinta baru.
Dalam memperoleh selera hidup yang utuh, komunikasi dengan "kelompok pendukung" (kerabat, teman, istri terlantar yang sama), saran ahli, kebijaksanaan buku, dan praktik oriental akan membantu.