Banyak dokter dan ilmuwan telah berbicara tentang bahaya suasana hati depresi selama bertahun-tahun. Dan setiap kali dalam pidato mereka, fakta baru terdengar. Intinya di sini bukan hanya kemungkinan merugikan diri sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitar Anda.
Statistik mengecewakan
Menurut para ilmuwan dari Organisasi Kesehatan Dunia, depresi lebih berbahaya daripada gabungan asma, angina, radang sendi, dan diabetes. Ini memiliki efek yang menghancurkan pada hubungan antara orang-orang, kondisi fisik dan posisi keuangan individu.
Bahaya utama bagi pasien dengan depresi adalah keadaan melankolis dan putus asa yang sangat kuat, yang pada puncaknya mereka bahkan mampu melakukan bunuh diri. Ini terutama terlihat pada pasien dengan rasa cemas yang nyata. Menurut para ilmuwan, sekitar 15 orang di dunia mencoba bunuh diri setiap hari karena suasana hati yang depresi. Wajar jika penyakit ini masih dianggap sebagai satu-satunya kondisi yang menyebabkan begitu banyak kematian tak terduga. Untuk mencegah situasi seperti itu, perlu untuk mengidentifikasi depresi pada tahap awal dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengobatinya.
Juga, menurut ilmuwan Amerika, pada orang yang menderita depresi, risiko terkena penyakit Parkinson meningkat tiga kali lipat, dan kemungkinan multiple sclerosis meningkat lima kali lipat.
Selain itu, orang yang menderita depresi tidak dapat memetik manfaat dari gaya hidup sehat yang memiliki efek menguntungkan pada tubuh manusia. Para peneliti menyimpulkan bahwa depresi menyebabkan penurunan efek anti-inflamasi yang disebabkan oleh konsumsi alkohol moderat dan olahraga. Ini adalah bahaya lain dari depresi, yang saat ini mempengaruhi sekitar satu dari sepuluh orang di seluruh dunia.
Merugikan orang lain
Tidak hanya depresi yang sangat membahayakan kualitas hidup seseorang, tetapi ada kasus ketika pasien dalam keadaan bergairah melakukan tindakan ilegal terhadap orang lain. Contoh yang paling mencolok dalam situasi seperti itu adalah pembunuhan orang lain oleh orang yang depresi, dan selanjutnya melakukan bunuh diri.
Ada beberapa jenis fenomena ini. Salah satunya adalah pembunuhan bayi oleh ibunya yang menderita depresi pascapersalinan. Lain adalah pembunuhan orang tua mereka oleh seorang remaja. Ini biasanya terjadi dalam keluarga di mana anak-anak dipukuli dan diintimidasi, sehubungan dengan itu anak memutuskan untuk mengambil langkah putus asa. Juga, ini dapat mencakup pemusnahan massal anggota keluarga dan orang lain, diikuti dengan bunuh diri.