Apa Itu Agresi Verbal?

Daftar Isi:

Apa Itu Agresi Verbal?
Apa Itu Agresi Verbal?

Video: Apa Itu Agresi Verbal?

Video: Apa Itu Agresi Verbal?
Video: Layanan Informasi, Agresi Verbal 2024, Mungkin
Anonim

Cara penyampaian informasi dibagi menjadi 2 jenis: verbal dan non-verbal. Bentuk verbal sebagai sarana komunikasi antar manusia adalah tuturan seseorang. Komunikasi nonverbal meliputi ekspresi wajah, gerak tubuh, dan gerakan tubuh.

Agresi verbal memiliki dampak ucapan neg-t.webp
Agresi verbal memiliki dampak ucapan neg-t.webp

Konsep dan esensi agresi verbal

Interaksi orang, yaitu transfer informasi, pertukaran perasaan dan kesan melalui kontak verbal, disebut komunikasi verbal. Ketika berkomunikasi, orang tidak hanya berbagi informasi tentang suatu objek, peristiwa atau fenomena, mereka juga mengekspresikan sikap mereka terhadapnya. Inilah inti dari komunikasi: para peserta dialog berusaha untuk saling mempengaruhi, mencoba meyakinkan dalam sudut pandang mereka atau membangkitkan emosi tertentu. Tindakan komunikatif agresif dalam hal ini dicirikan oleh fakta bahwa peserta dalam percakapan bertindak sebagai agresor dan mengekspresikan pikiran, perasaan, emosinya dengan bantuan agresi bicara.

Agresi verbal adalah cara mengekspresikan emosi negatif melalui kata-kata. Perlu dicatat bahwa pidato adalah sarana komunikasi universal antara orang-orang. Dengan demikian, agresi verbal ditandai dengan dampak ucapan negatif. Oleh karena itu, perilaku destruktif (merusak) seseorang, di mana ia mengekspresikan sikapnya terhadap situasi dengan bantuan berteriak, menghina, mencaci maki atau mengancam, disebut sebagai agresi verbal.

Agresi verbal dianggap sebagai perilaku antisosial, karena dapat menyebabkan gangguan mental dan penyimpangan. Seringkali, manifestasi yang jelas dari agresi verbal berbatasan dengan kekerasan fisik. Alasan perilaku bicara agresif adalah ketidakpuasan, ketidaksetujuan atau sikap kontradiktif seseorang terhadap situasi saat ini.

Secara umum, tujuan agresor adalah untuk menarik perhatian, menundukkan keinginannya, meningkatkan harga diri agresor dengan meremehkan martabat kepribadian lawan. Perlu dicatat bahwa manifestasi laten agresi verbal, misalnya, lelucon jahat, kutukan atau tuduhan tidak langsung, disebut sebagai manifestasi agresi yang lemah.

Perilaku manusia dapat disadari dan tidak disadari, dengan demikian agresi verbal juga dapat digunakan oleh agresor baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Agresi verbal (menangis, histeria) dapat digunakan sebagai sarana untuk memanipulasi perilaku lawan bicara. Misalnya, agresor mencoba membangkitkan rasa kasihan dan simpati untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.

Lingkup agresi verbal

Orang dihadapkan dengan ucapan agresif setiap hari: di toko, lingkungan kerja, transportasi, di jalan. Agresi verbal dan manifestasi emosi bermusuhan ditemukan bahkan dalam keluarga: kritik, celaan, tuduhan. Orang tua harus menghindari agresi verbal karena anak mempelajari perilaku ini.

Komunikasi agresif sering terjadi di antara anak-anak remaja, khususnya anak yatim piatu dan anak-anak dari keluarga orang tua tunggal. Anak-anak seperti itu lebih rentan terhadap perilaku antisosial sebagai akibat dari trauma psikologis. Pelepasan dari orang tua, kurangnya cinta dan persetujuan menyebabkan pandangan dunia yang menyimpang dan kesadaran diri seorang remaja.

Diketahui bahwa tingkat agresi pada remaja berbanding lurus dengan harga diri. Berjuang untuk kepemimpinan dan rasa superioritas atas orang lain ditandai dengan agresi verbal yang diucapkan. Agresi bicara dapat memanifestasikan dirinya sebagai alat pertahanan dalam kasus di mana seorang remaja merasa tidak aman dan merasa permusuhan dari orang lain.

Agresi bicara harus dipelajari untuk dikendalikan, dan emosi negatif harus diubah menjadi emosi positif. Misalnya, disarankan untuk mengarahkan ketegangan internal dan perasaan negatif ke dalam kegiatan olahraga, kreatif, dan konstruktif. Psikolog merekomendasikan untuk tidak menyerah pada provokasi agresor dan tidak menanggapi dengan agresi verbal.

Direkomendasikan: