Tidak semua rasa takut harus dihadapi. Ketakutan dan kecemasan adalah emosi yang dirancang untuk melindungi kita dari bahaya. Oleh karena itu, dalam proses perkembangan seorang anak, ada saat-saat ketakutan alami memanifestasikan dirinya: takut orang asing, takut meninggalkan ibu, takut karakter dongeng, takut mati. Tapi tidak semua ketakutan berlalu. Jika mereka terbentuk dalam fobia (ketakutan obsesif) atau berpindah dari masa kanak-kanak ke dewasa, mencegah sosialisasi, perlu untuk memahami penyebabnya dan mengambil tindakan untuk menghilangkannya.
instruksi
Langkah 1
Seorang anak prasekolah yang tidak dapat tidur atau takut akan kegelapan dan ruang terbatas hanya dapat dibebaskan dari rasa takut berdasarkan diagnosa. Anak-anak menyebutkan banyak situasi yang dapat menyebabkan ketakutan (setidaknya 20), dan anak menunjukkan situasi yang paling membuatnya khawatir. Ini diperlukan untuk menghilangkan kecemasan - ketakutan akan hal yang tidak diketahui: "Saya takut pergi ke taman kanak-kanak, tetapi mengapa - saya tidak tahu."
Langkah 2
Untuk memperjelas isi ketakutan, Anda dapat menyarankan untuk menggambarnya. Anak itu tidak langsung mengambil gambar, karena menakutkan bahkan membayangkan siapa yang dia takuti, dan menggambar berarti menyentuh ketakutan ini. Jika seorang anak prasekolah menggambar hanya ruang hitam, Anda perlu mencoba bersamanya untuk membayangkan apa yang bisa terjadi di sana, dalam kegelapan ini.
Langkah 3
Untuk orang dewasa, latihan seperti itu dapat dilakukan tanpa menggambar. Jika menakutkan untuk memasuki apartemen yang gelap, Anda perlu mencoba membayangkan di siang hari atau di bawah pencahayaan apa yang bisa menakutkan dan di mana letaknya: di lemari, di bawah tempat tidur, di luar pintu. Representasi seperti itu memberikan kesempatan untuk melakukan kontak pertama dengan ketakutan Anda. Jika Anda berhasil membayangkan objek yang membuat Anda takut, Anda dapat mulai memikirkan mengapa objek itu muncul di sini, dan apa yang dibutuhkannya dari Anda. Anda dapat berbicara dengannya secara mental, menyesalinya, atau hanya berada di dekatnya.
Langkah 4
Permainan ketakutan, yang memiliki urutannya sendiri, membawa hasil yang baik. Pada awalnya, anak berperan sebagai korban, dan orang dewasa (orang tua, psikolog) berperan sebagai objek yang menakutkan. Seorang anak dapat bersembunyi di bawah selimut atau di lemari dan menunggu sementara Baba Yaga berjalan di sekitar kamarnya mencarinya. Dia tidak menemukan anak itu dan pergi tanpa apa-apa, menyesali dan berjanji untuk datang lagi. Dalam praktiknya, justru ketakutanlah yang paling menakutkan yang dimainkan. Tindakan ini dapat diulang beberapa kali.
Langkah 5
Kemudian pemain berganti peran, dan anak menjadi karakter yang menakutkan, yaitu. meninggalkan peran korban. Dia bisa mengulangi tindakan orang dewasa atau bermain dengan caranya sendiri.
Langkah 6
Pada tahap ketiga, peran berubah lagi: tetapi sekarang anak itu tidak lagi menjadi korban yang diam dan bersembunyi, tetapi secara aktif melawan monster: dia menyerangnya, membela diri, mengusirnya keluar dari ruangan.
Langkah 7
Anda perlu mencari tahu yang mana dari orang-orang nyata yang Anda takuti. Petunjuknya bisa dalam frasa khas, tindakan berulang atau pakaian karakter: "Hantu dalam gaun ibuku masuk ke kamarku." Ketakutan berada di ranah hubungan emosional antara orang-orang. Mengelola hubungan ini akan membantu Anda menyingkirkan rasa takut.