Sayangnya, tidak mungkin untuk selalu mengatakan yang sebenarnya. Sejak usia dini, kita belajar menipu dan berbohong untuk mencapai tujuan kita. Pada umumnya, berbohong adalah alat bertahan hidup di dunia modern.
Sikap orang terhadap kebohongan tidak memiliki posisi tunggal. Di satu sisi, kebohongan adalah penipuan demi mendapatkan keuntungan dan mencapai tujuan yang egois, di sisi lain, kebohongan adalah cara untuk melindungi orang yang dicintai dari pengalaman yang jatuh di pundak Anda.
Beberapa orang ingin belajar berbohong agar tidak terbongkar, tetapi semua orang ingin mengungkap kebohongan. Tidak ada orang di dunia ini yang bisa menyembunyikan kebenaran dari semua orang, hanya saja banyak yang tidak menyadari kebohongan itu.
Kegagalan untuk menyontek adalah konsekuensi dari perilaku curang dan perilaku gegabah si penipu. Sebuah penipuan yang baik harus disengaja dan diperhitungkan atas kepercayaan lawan bicara.
Bagaimana mengenali pembohong yang terampil? Pertama-tama, Anda dapat mengenali bahwa seseorang berbohong dengan matanya; dalam banyak kasus, mata berbicara lebih banyak tentang seseorang daripada orang itu tentang dirinya sendiri. Anda juga dapat mengidentifikasi kebohongan seseorang secara visual. Ketika seseorang berbohong, maka paling sering dia melakukan hal-hal yang tampaknya tidak mencolok, misalnya, dia sering meluruskan kerahnya, menggaruk leher atau hidungnya, memutar benda kecil di tangannya. Para ilmuwan berpendapat bahwa perbedaan manifestasi emosi di sisi kiri dan kanan wajah dapat mengindikasikan penipuan.
Setiap orang dapat mengenali kebohongan, serta belajar berbohong, dan, tidak diragukan lagi, kebohongan dapat membantu Anda. Namun, jangan lupa bahwa berbohong adalah alat untuk mencapai tujuan, yang tidak boleh disalahgunakan. Waspadai konsekuensi berbohong kepada Anda dan orang-orang di sekitar Anda.