Cepat atau lambat, hampir setiap orang memiliki perasaan bahwa dia telah berada di sini, dia melihatnya, dia berkata begitu. Dan beberapa momen tampaknya dihidupkan kembali, dan diketahui persis apa yang akan terjadi di menit berikutnya.
Apa itu efek dejavu?
Seseorang mengingat orang yang tidak dikenalnya, mengenali perabotan kamar yang belum pernah dia kunjungi - inilah yang disebut efek déjà vu.
Psikolog menggambarkan déjà vu sebagai fenomena di mana seseorang merasa bahwa dia telah berada dalam situasi ini. Beberapa bahkan mungkin memberi tahu Anda apa yang akan terjadi selanjutnya. Pada saat yang sama, déjà vu biasanya disertai dengan perasaan tidak nyata dari apa yang terjadi. Dan orang itu sendiri, yang telah jatuh ke dalam ruang déjà vu, memiliki keyakinan bahwa dia dapat memprediksi masa depan.
Belajar déj. vu
Lebih dari 120 tahun telah berlalu sejak saat efek déjà vu menjadi sangat menarik. Yang pertama beralih ke pertimbangan ilmiahnya adalah psikolog Prancis Emile Bouarak.
Sigmund Freud menyebut keadaan déja vu supernatural dan ajaib, tetapi menjelaskannya dengan adanya keinginan dan fantasi bawah sadar pada setiap orang. Tetapi murid Freud, Carl Gustav Jung, tidak mendukung gurunya. Pada usia 12 tahun, Karl mengalami efek ini dan sejak saat itu hingga akhir hayatnya percaya bahwa ia hidup di dua dunia paralel.
Fakta berbicara sendiri - teori masa lalu terbatas dan miskin dalam penjelasan mereka tentang fenomena ini. Tetapi para ilmuwan modern mengajukan pertanyaan yang belum ada jawaban yang jelas. Kemungkinan menjelaskan fenomena hanya muncul ketika penelitian dilakukan, dan tidak memperhitungkan fakta individu. Tapi, sayangnya, sejauh ini belum ada yang melakukan studi multifaset seperti itu.
Psikiater modern menjelaskan déjà vu sebagai gangguan mental tertentu yang sangat sering memanifestasikan dirinya, dapat berupa halusinasi. Selain itu, deja vu pada orang yang menderita penyakit otak memanifestasikan dirinya lebih sering daripada pada orang sehat. Karena itu, dokter menyebut efek ini sebagai gangguan memori.
Parapsikolog menjelaskan fenomena ini dengan reinkarnasi, yaitu perpindahan jiwa seseorang setelah kematiannya ke dalam tubuh orang lain. Tetapi sains tidak mengakui penjelasan ini, karena ini lebih merupakan masalah iman, daripada fakta dan bukti.
Apapun versi yang dikemukakan tentang penjelasan efek déjà vu, satu hal dapat dikatakan dengan pasti. Fenomena ini adalah jenis gangguan memori tertentu yang terkait dengan perubahan biokimia di otak manusia. Itu bisa satu kali, sama sekali tidak mengganggu orang yang dikunjungi, atau terus-menerus menghantuinya dan bahkan berdampak negatif pada aktivitas sehari-hari. Lagi pula, hampir semua yang tidak bisa dijelaskan seseorang membuatnya takut.