Dalam suatu hubungan, pikiran dan tubuh sangat terikat dengan orang yang dicintai.
Dari cinta, otak bermandikan kebahagiaan. Akibatnya, tubuh memproduksi dopamin dan oksitosin. Namun saat berpisah, hormon stres seperti kortisol, epinefrin diproduksi. Dalam dosis kecil, mereka bahkan diperlukan agar seseorang bereaksi lebih cepat dan lebih efektif terhadap ancaman. Namun, setelah putus cinta, konsekuensi yang tidak menyenangkan muncul, mulai dari lonjakan tekanan darah hingga sindrom patah hati. Perpisahan apa pun - baik disintegrasi lambat dari pernikahan jangka panjang maupun runtuhnya romansa flamboyan secara tiba-tiba - akan memengaruhi kesehatan emosional dan fisik.
1. Kortisol dalam jumlah besar mengirim darah ke otot untuk siap merespons bahaya. Tapi tanpa kebutuhan nyata untuk reaksi fisik, energi tidak terbuang percuma. Otot membengkak, menyebabkan sakit kepala, leher mati rasa, dan dada sesak.
2. Dengan memasok energi ke otot, kortisol mengalirkan darah dari usus. Sistem pencernaan terganggu, yang dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan, kram perut, atau diare.
3. Tekanan darah bisa naik sementara. Ini bukan tekanan darah tinggi kronis. Tetapi orang dengan kesehatan yang buruk cenderung mengalami sakit kepala, mimisan, dan sesak napas.
4. Saat hormon merajalela, sistem kekebalan tubuh menjadi rentan. Karena itu, flu biasa mudah membanjiri tubuh.
5. Kulit menjadi rentan. Studi menunjukkan bahwa salah satu penyebab jerawat adalah stres. Ruam muncul bahkan karena perubahan iklim yang tajam. Ketika hubungan romantis putus, orang mengalami tingkat stres yang lebih tinggi.
6. Perpisahan mendorong perubahan citra: potongan rambut pendek, warna rambut baru dan transformasi dramatis lainnya. Jangan terburu-buru memotong rambut. Sampai Anda mengembalikan keadaan harmoni dan ketenangan, mereka akan rontok lebih dari biasanya.
7. Jantung untuk sementara membesar. Kondisi ini disebut kardiomiopati akibat stres. Hal ini sering dikatakan sebagai "sindrom patah hati". Orang mengalaminya hanya sekali seumur hidup, tetapi cinta seperti itu sangat jarang. Menariknya, lebih dari 80 persen kasus adalah perempuan.
8. Ada masalah dengan tidur. Kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat masih kurang.
9. Otak menangkap rasa sakit dan ketertarikan pada mantan. Ini bukan hanya isapan jempol dari imajinasi: rasa sakit mental dan fisik mengaktifkan area otak yang sama. Ini adalah pusat yang bertanggung jawab atas ketertarikan, kecanduan.
Setelah berpisah, tubuh harus membangun kembali. Rasa sakitnya tak henti-hentinya, tetapi cepat atau lambat, kimia tubuh akan kembali normal.
Putusnya suatu hubungan adalah proses fisik dan emosional. Ingat ini dan ketahuilah bahwa itu akan menjadi lebih mudah.