Dalam percakapan sehari-hari, kita paling sering menggunakan kata "hati nurani" ketika kita tidak puas dengan perilaku atau sikap seseorang terhadap diri kita sendiri. Kekurangan atau ketidakhadirannyalah yang menarik perhatian kita. Ketika kita membuat daftar kualitas positif seseorang, kita lebih suka menggunakan konsep seperti kesopanan, tanggung jawab, atau sekadar "orang baik". Saya bertanya-tanya mengapa itu terjadi?
instruksi
Langkah 1
Jika kita mencoba memahami esensi dari kualitas sifat manusia ini, maka pertama-tama jawabannya akan datang pada tingkat perasaan. Jauh di lubuk hati, semua orang mengerti tentang apa ini ketika mereka mendengar dari seseorang: "Saya benar-benar kehilangan hati nurani saya." Tetapi ketika kita menggambarkan hati nurani dengan kata-kata, kita tanpa sadar mulai menyebutkan karakteristik yang berbeda dari perilaku manusia.
Langkah 2
Hati nurani memanifestasikan dirinya terutama dalam kemampuan untuk mengevaluasi tindakan, baik tindakan mereka sendiri maupun tindakan orang lain, dari sudut pandang baik dan jahat. Bukan pikiran yang bertanggung jawab atas kesadaran moral ini, tetapi jiwa seseorang. Orang yang hidup atas perintah hati memiliki lebih banyak hati nurani.
Langkah 3
Menurut kamus penjelasan V. I. Dahl, hati nurani adalah "kebenaran bawaan, dalam berbagai tingkat perkembangan." Ternyata kita semua datang ke dunia ini dengan kesadaran, tetapi kita hanya bekerja pada perkembangannya, masing-masing dengan caranya sendiri. Dan, meskipun seorang individu memiliki rasa kebenarannya sendiri, hati nuranilah yang menjadi ukuran kebenaran umum bagi semua orang.
Langkah 4
Ketika kita menilai seseorang, kita dapat mengatakan bahwa kita malu. Perasaan malu adalah indikator perilaku moral kita dalam keluarga dan kehidupan publik. Prinsip moral dididik sejak kecil, ditanamkan di sekolah. Namun, bagaimanapun, tidak semua dari kita sama-sama mengikuti suara hati nurani. Ya, dan suara ini keras dan jelas untuk seseorang, sedangkan untuk orang lain itu benar-benar tenang.
Langkah 5
Ada aspek lain dari konsep ini. Ini mengacu pada iman seseorang kepada Tuhan. Yang dimaksud dengan "kebebasan hati nurani" adalah tidak adanya pembatasan dalam memilih agama atau menolak suatu agama. Akibatnya, hati nurani berhubungan langsung dengan kebebasan pribadi seseorang dan, pada saat yang sama, bertanggung jawab atas keberadaannya yang harmonis dengan orang lain.
Langkah 6
Ketika kita berpikir tentang hati nurani, kita memahami bahwa itu adalah sesuatu yang pribadi, langsung menyentuh jiwa. Oleh karena itu, kita jarang menggunakan kata ini dalam menggambarkan karakter seseorang, yang wajar pada saat ini dengan meningkatnya konvensi dalam komunikasi antar manusia.
Langkah 7
Rupanya, justru karena kehadiran hati nurani adalah syarat utama untuk hubungan baik dengan orang lain, kita bereaksi begitu tajam terhadap perilaku tak tahu malu. Dan kami menerima kehadirannya begitu saja. Namun, sebelum terburu-buru mengevaluasi orang lain secara kritis, tidak ada salahnya kita melihat lebih sering ke penyimpanan jiwa kita sendiri. Memeriksa seberapa jernih hati nurani kita sendiri dan seberapa sering kita dibimbing oleh petunjuknya.