Pada saat mereka mencapai usia 30-35, banyak pria mulai mengalami sensasi depresi yang kompleks terkait dengan upaya untuk menilai jalan hidup dan prospek masa depan. Kondisi ini disebut krisis paruh baya, dan dapat merusak mood untuk waktu yang lama tidak hanya untuk pria itu sendiri, tetapi juga untuk orang yang dicintainya.
instruksi
Langkah 1
Sangat wajar bagi seseorang untuk mencoba memahami bagaimana kehidupan aslinya bertepatan dengan rencana dan aspirasinya. Krisis paruh baya cenderung muncul dari perbedaan nyata antara mimpi masa muda dan kenyataan saat ini. Dicampur dengan ini adalah ketakutan eksistensial akan kematian yang akan datang, karena dalam kasus-kasus yang sangat jelas seorang pria yakin bahwa puncak hidupnya telah berlalu, dan sekarang dia perlahan tapi pasti bergerak menuju akhir.
Langkah 2
Secara alami, dalam banyak kasus, semua ini tidak lebih dari berlebihan yang dramatis. Jika Anda memahami apa yang terjadi, cobalah untuk mengisolasi alasan ketidakpuasan dan perasaan Anda, kemudian, kemungkinan besar, ternyata sebagian besar dari mereka terus terang dibuat-buat. Sebagai aturan, pria muda dicirikan oleh pandangan yang sangat idealis tentang dunia, orang, dan diri mereka sendiri. Pria paruh baya itu terkekeh pada pria muda yang melamun, tahu betul seberapa jauh fantasi mereka dari kenyataan. Cobalah untuk memperlakukan rencana remaja Anda dengan tingkat ironi yang sama, melihatnya dari ketinggian pengalaman hidup, dan Anda akan menyadari bahwa sebenarnya tidak ada yang perlu disesali.
Langkah 3
Khawatir tentang masa lalu, membaginya menjadi kesalahan yang sempurna dan harapan yang tidak terpenuhi, adalah latihan yang sia-sia dan berbahaya. Penting untuk memahami kehidupan masa lalu sebagai sumber pengalaman yang berguna yang akan memungkinkan Anda untuk membuang masa depan secara lebih efektif.
Langkah 4
Adapun refleksi tentang "pelayuan", dalam sejarah manusia ada ratusan ribu contoh bagaimana orang-orang di usia yang jauh lebih dewasa secara radikal mengubah hidup mereka, mulai hidup dengan cara baru. Faktanya, pada usia 35, seseorang tidak mencapai titik puncak perkembangannya, tetapi titik awal, karena pada usia inilah seseorang mencapai kombinasi ideal dari pengalaman hidup, pengetahuan, dan persediaan yang cukup. energi untuk mewujudkan ide-ide yang paling berani.
Langkah 5
Tegasnya, krisis paruh baya tidak lebih dari kekeliruan stereotip berdasarkan nilai-nilai yang dipaksakan oleh masyarakat, seperti karier atau pernikahan yang sukses. Dari posisi ini, 35 tahun, memang, adalah semacam titik balik, tetapi terperangkap dalam khayalan ini hanya mengarah pada refleksi yang tidak berguna. Pada akhirnya, sejarah mengetahui banyak contoh roman angin puyuh, pergantian karier yang cepat, petualangan dan peristiwa luar biasa yang terjadi pada orang-orang yang telah lama melewati batas yang disebut usia paruh baya.