Konflik kolektif, sayangnya, tidak menyenangkan, tetapi tak terhindarkan. Dalam kebanyakan kasus, mereka secara negatif mempengaruhi iklim mikro, meningkatkan ketegangan dan permusuhan antara dua pihak yang bertikai, dan anggota kelompok lainnya - saksi pertempuran - merasa malu. Namun, dengan penyelesaian situasi konflik yang terampil, dampak negatifnya dapat dikurangi secara signifikan.
Itu perlu
Pengendalian diri, pengetahuan tentang dasar-dasar psikologi manusia, kemampuan untuk melihat situasi melalui mata orang lain, memahami kebutuhan untuk mengikuti ucapan
instruksi
Langkah 1
Konflik tidak muncul begitu saja: perilaku manusia ini atau itu selalu disebabkan oleh sesuatu. Oleh karena itu, berpura-pura bahwa tidak ada yang terjadi ketika pihak yang berlawanan merobek dan melempar bukanlah pendekatan yang tepat untuk bisnis. Anda tentu saja dapat menghindari konflik, tetapi ini hanya solusi sementara untuk masalah tersebut. Memang, dengan cara ini hanya manifestasi eksternal dari situasi konflik yang dihilangkan, dan bukan penyebabnya.
Langkah 2
Akan lebih bijaksana untuk mengakui adanya konflik. Ini berarti mengakui bahwa ada kontradiksi antara dua orang atau lebih yang perlu diselesaikan. Dan sebaiknya lebih cepat.
Langkah 3
Mulai negosiasi. Ya, ini adalah negosiasi, bukan saling menuduh dan hujan celaan. Orang-orang perlu mendengarkan satu sama lain dengan cermat, mencoba untuk tidak menyela lawan mereka ketika mendiskusikan masalah yang menyakitkan, dan kemudian bersama-sama mendiskusikan opsi yang memungkinkan untuk menyelesaikannya. Adalah penting bahwa keputusan akhir bersifat umum dan tidak dipaksakan dari luar.
Langkah 4
Praktikkan keputusan Anda. Di sini Anda harus sejujur mungkin dengan pasangan Anda, tunjukkan keinginan Anda untuk menghilangkan masalah yang muncul dan mencapai saling pengertian lebih lanjut.