Kematian orang yang dicintai, perceraian, penyakit atau kehilangan pekerjaan selalu sangat menyakitkan bagi kita. Namun, beberapa orang mengatasi peristiwa seperti itu dengan mudah, sementara yang lain, sebaliknya, tidak dapat melepaskan situasi untuk waktu yang lama. Bagaimana seharusnya masalah-masalah ini ditangani? Bagaimana cara belajar mengatasi krisis dan dapat memulai hidup dari nol?
instruksi
Langkah 1
Optimisme adalah musuh depresi. Adalah mitos populer bahwa bersikap optimis adalah naif. Psikolog mengatakan bahwa sikap optimis terhadap kehidupan dan situasi, khususnya, dapat membuat seseorang lebih bahagia, lebih sehat, dan membantu menyelesaikan masalah dengan cepat. Hal pertama yang harus dikatakan setelah kejutan awal dari krisis pribadi: "Saya tidak takut akan kesulitan, saya siap untuk mengatasinya." Ini karena optimis selalu yakin bahwa situasi akan berubah menjadi lebih baik, dan karena itu berperilaku sesuai, mencoba mengubah situasi sendiri.
Langkah 2
Ambil satu langkah ke depan. Tentu saja, beberapa situasi begitu putus asa sehingga sulit untuk memandangnya dengan optimisme atau mencoba tersenyum dalam keadaan sulit. Apa yang harus dilakukan? Kembangkan strategi jangka pendek, tetapi tidak selama lima tahun atau bahkan selama satu tahun. Selama seminggu, selama tiga hari, selama satu jam. Kematian orang yang dicintai dapat meresahkan siapa pun, bahkan orang yang paling berkuasa sekalipun. Namun, setelah menyusun rencana untuk hari esok, Anda dapat secara bertahap, dalam langkah-langkah kecil, keluar dari krisis, melakukan bisnis, mengalihkan perhatian dari pikiran berat. Tentu saja, kematian tidak akan pernah menuntun pada kerendahan hati, tetapi setelah waktu yang singkat, suatu hari Anda akan bangun dengan pengetahuan bahwa Anda terbiasa dengan kehilangan Anda.
Langkah 3
Meyakini. Psikolog percaya bahwa orang percaya adalah yang paling tahan terhadap krisis pribadi. Iman selalu memberi harapan. Dan doa adalah keinginan batin untuk mengubah sesuatu menjadi lebih baik. Iman adalah sesuatu yang tidak dapat kita pahami sepenuhnya dengan pikiran kita, itu adalah sesuatu yang tidak memberikan penjelasan logis, tetapi dapat memfasilitasi lemparan mental dan menghilangkan keraguan, yang memungkinkan situasi kehidupan berkembang lebih jelas dan sederhana.
Langkah 4
Belajarlah untuk memprediksi situasi dan mengambil stok. Berharap bukan berarti buta. Keberhasilan paling sering bergantung pada analisis situasi yang akurat, pendekatan yang bijaksana terhadap kenyataan. Dan sikap yang memadai terhadap situasi krisis adalah cara yang tepat untuk mengatasinya.
Langkah 5
Carilah dukungan dari teman dan keluarga. Kerabat, tetangga, kolega dapat memberikan nasihat yang baik dan memberikan dukungan moral atau materi dalam situasi krisis. Jangan takut untuk mencari bantuan profesional dari psikolog dan psikiater. Terkadang ini adalah satu-satunya cara untuk mengatasi krisis.
Langkah 6
Ambil langkah-langkah yang diperlukan sebelum terlambat. Jika Anda dirawat di rumah sakit di ambulans dengan serangan jantung pada usia 30 tahun, mungkin sudah waktunya untuk menjaga kesehatan Anda. Jadi sudah waktunya untuk berhenti merokok, melakukan diet dan berolahraga. Cobalah untuk menilai situasi secara objektif dan mengantisipasi konsekuensi yang mengerikan.