Dalam negosiasi, masing-masing pihak memiliki persyaratannya sendiri, tetapi siap untuk membuat konsesi dan kompromi. Para pihak setara, mereka menolak menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan konflik. Ada aturan negosiasi dan kepentingan bersama yang disepakati oleh kedua belah pihak.
instruksi
Langkah 1
Masing-masing pihak dalam negosiasi bergantung pada yang lain, sehingga keduanya berupaya cukup keras untuk menemukan solusi. Keputusan yang dibuat dalam banyak kasus memuaskan kedua belah pihak. Hal ini sering informal.
Langkah 2
Negosiasi bisa bilateral atau multilateral, dengan intervensi pihak ketiga - langsung dan tidak langsung. Selain memecahkan masalah, negosiasi melakukan fungsi-fungsi berikut: untuk memperoleh informasi tentang kepentingan dan posisi satu sama lain, untuk meningkatkan hubungan, untuk mempengaruhi opini publik. Terkadang negosiasi adalah kedok untuk mencapai semacam efek.
Langkah 3
Negosiasi tidak selalu dilihat sebagai cara untuk menyelesaikan konflik; beberapa orang mungkin menganggapnya sebagai tahap baru dalam perjuangan. Oleh karena itu, strategi negosiasi bersifat ambigu: baik tawar-menawar posisional, atau negosiasi berbasis kepentingan. Perundingan posisional difokuskan pada konfrontasi, negosiasi berdasarkan kepentingan - kemitraan.
Langkah 4
Dalam tawar-menawar posisional, peserta berusaha untuk memuaskan hanya kepentingan mereka sendiri sebanyak mungkin, mempertahankan posisi ekstrem, menekankan perbedaan pandangan yang kategoris, dan sering menyembunyikan niat mereka yang sebenarnya. Tindakan peserta diarahkan satu sama lain daripada memecahkan masalah. Jika pihak ketiga terlibat dalam negosiasi, semua orang mencoba menggunakannya untuk kepentingan mereka.
Langkah 5
Ketika bernegosiasi atas dasar kepentingan, analisis bersama tentang masalah terjadi, pencarian kepentingan bersama dilakukan. Para pihak mencoba menggunakan kriteria objektif untuk mencapai kesepakatan yang masuk akal. Masing-masing peserta mencoba untuk menempatkan dirinya di tempat yang lain, menolak untuk beralih dari masalah ke kepribadian lawan.
Langkah 6
Jika kepentingan para pihak benar-benar berlawanan, salah satu pihak kemungkinan akan menggunakan tawar-menawar posisional. Masing-masing pihak akan berusaha untuk menghormati kepentingannya sendiri, seseorang akan mengambil posisi aktif, dan seseorang - oportunis. Negosiasi dengan cara ini dapat menyebabkan kegagalan negosiasi dan perkembangan konflik lebih lanjut.
Langkah 7
Sebagian besar konflik diselesaikan dengan orientasi baik ke arah keuntungan bersama atau ke arah hasil imbang. Untuk melakukan ini, Anda harus berhenti mempertimbangkan kepentingan orang lain sebagai lawan. Fokus pada win-win juga membutuhkan tawar-menawar posisional, di mana para pihak mencari kompromi yang dipaksakan.
Langkah 8
Jika para pihak ingin memuaskan kepentingan masing-masing sebanyak mungkin, mereka mengadakan kerjasama dan berunding atas dasar kepentingan. Hasil yang dicapai tentu harus sesuai dengan keduanya. Tanpa ini, konflik tidak dianggap selesai.